Jumat, 11 Maret 2016

SEGUMPAL DARAH

Alhamdulillah, wassholatu wassalamu ala Rosulillah, wa ba'du;

Sesungguhnya hati merupakan sasaran pandangan dan penilaian Allah Ta'ala kepada seorang hamba, jika baik, niscaya seluruh anggota badan nya akan mengikuti baik, dan jika buruk, maka seluruh anggota badan nya akan mengikuti buruk, sebagaimana yang dikabarkan oleh Nabi Sallallahu alaihi wa sallam dalam sabda beliau :

أَلاَ وَإِنَّ فِى الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ . أَلاَ وَهِىَ الْقَلْبُ

" Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad nya, dan jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad nya, ketahuilah bahwa ia adalah hati ". (HR. Al-Bukhari dan Muslim )

Hati juga merupakan sumber utama untuk makrifatullah, mengenal Allah Ta'ala, mahabbah kepada Allah Ta'ala, khosyah, khouf, roja' kepada Allah Ta'ala, dan tempat bersarang nya niat manusia, dengan nya amalan akan diterima atau ditolak, sebagaimana yang telah disabdakan oleh Nabi Sallallahu alaihi wa sallam :

إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ وَلِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى

" Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya. Dan setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan ". ( HR. Al-Bukhari dan Muslim )

Al-Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata : "  Sesungguhnya yang paling mulia dalam tubuh manusia adalah hati, karena ia adalah sarana untuk mengenal Allah Ta'ala, mendorong untuk berjalan menuju Nya, tempat bercokol nya iman dan anggota badan adalah mengikuti nya, ibarat antara raja dan rakyatnya, pemimpin dengan yang dipimpinnya, dan sesungguhnya Allah Ta'ala berkuasa untuk membolak balikkan hati manusia, senantiasa mengawasi hati dan perbuatan anggota badannya, sehingga do'a yang paling banyak di panjatkan oleh Nabi Sallallahu alaihi wa sallam adalah :

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوْبِ، ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِيْنِكَ

“ Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkan hatiku di atas agama-Mu.” ( HR. Ahmad dan At-Tirmidzi )

اللَّهُمَّ مُصَرِّفَ الْقُلُوبِ صَرِّفْ قُلُوبَنَا عَلَى طَاعَتِكَ

“ Ya Allah yang mengarahkan hati, arahkanlah hati-hati kami untuk taat kepadamu.” ( HR. Muslim )

Hati manusia memiliki tiga sifat yaitu :

● Hati yang selamat, dimana seseorang tidak akan terbebas dari siksa hari kiamat kecuali yang memiliki hati jenis ini.

Allah Ta'ala berfirman :

وَلَا تُخْزِنِى يَوْمَ يُبْعَثُونَ ﴿٨٧﴾ يَوْمَ لَا يَنفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ ﴿٨٨﴾إِلَّا مَنْ أَتَى ٱللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ ﴿٨٩﴾

"Dan janganlah Engkau hinakan aku pada hari mereka dibangkitkan,"
"(yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna,"
"kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih". (Q.S. Asy-Syuara' :87-89)

Hati yang selamat adalah selamat dari segala yang bertentangan dan menyelisihi perintah dan larangan Allah Ta'ala, selamat dari segala syubhat yang menyeleweng dari ajaran agama Allah Ta'ala, selamat dari bentuk penghambaan kepada selain Allah Ta'ala, selamat dari aneka praktik berhukum kepada selain Allah Ta'ala dan Rasul-Nya, tidak menjalin mahabbah, tawakal, roja ',  khouf, kecuali hanya kepada Allah Ta'ala.

● Hati yang mati, tidak kenal akan Robb Subhaanahu Wa Ta'ala, semata tergantung kepada syahwat, jika mencintai, membenci, memberi, menolak, ridho, dan sebagainya, maka semata hawa nafsunya, mengikuti jejaklangkah syaitan menuju neraka dan kebinasaa.

● Hati yang sakit, ia hidup akan tetapi terjangkit oleh penyakit, ia memiliki iman, ikhlas, tawakal, ibadah, yang menjadikan dirinya hidup, akan tetapi terperangkap oleh hawa nafsu dan kebodohan serta cinta dunia dan mengutamakan nya, sehingga hati ini senantiasa bergejolak dan terjadi pergolakan yang hebat antara dua perkara yang saling berseberangan.

Allah Ta'ala berfirman :

وَمَآ أَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ مِن رَّسُولٍ وَلَا نَبِىٍّ إِلَّآ إِذَا تَمَنَّىٰٓ أَلْقَى ٱلشَّيْطَٰنُ فِىٓ أُمْنِيَّتِهِۦ فَيَنسَخُ ٱللَّهُ مَا يُلْقِى ٱلشَّيْطَٰنُ ثُمَّ يُحْكِمُ ٱللَّهُ ءَايَٰتِهِۦ ۗ وَٱللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ ﴿٥٢﴾ لِّيَجْعَلَ مَا يُلْقِى ٱلشَّيْطَٰنُ فِتْنَةً لِّلَّذِينَ فِى قُلُوبِهِم مَّرَضٌ وَٱلْقَاسِيَةِ قُلُوبُهُمْ ۗ وَإِنَّ ٱلظَّٰلِمِينَ لَفِى شِقَاقٍۭ بَعِيدٍ ﴿٥٣﴾ وَلِيَعْلَمَ ٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْعِلْمَ أَنَّهُ ٱلْحَقُّ مِن رَّبِّكَ فَيُؤْمِنُوا۟ بِهِۦ فَتُخْبِتَ لَهُۥ قُلُوبُهُمْ ۗ وَإِنَّ ٱللَّهَ لَهَادِ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِلَىٰ صِرَٰطٍ مُّسْتَقِيمٍ ﴿٥٤﴾

"Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang rasulpun dan tidak (pula) seorang nabi, melainkan apabila ia mempunyai sesuatu keinginan, syaitanpun memasukkan godaan-godaan terhadap keinginan itu, Allah menghilangkan apa yang dimasukkan oleh syaitan itu, dan Allah menguatkan ayat-ayat-Nya. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana".
"Agar Dia menjadikan apa yang dimasukkan oleh syaitan itu, sebagai cobaan bagi orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan yang kasar hatinya. Dan sesungguhnya orang-orang yang zalim itu, benar-benar dalam permusuhan yang sangat".
"Dan agar orang-orang yang telah diberi ilmu, meyakini bahwasanya Al Quran itulah yang hak dari Tuhan-mu lalu mereka beriman dan tunduk hati mereka kepadanya dan sesungguhnya Allah adalah Pemberi Petunjuk bagi orang-orang yang beriman kepada jalan yang lurus." ( Q.S. Al-Hajj :52-54 )

Hati manusia yang mati, terkadang lebih keras dari batas cadas, sehingga tidak dapat menerima nasihat, mauidhzoh, peringatan, seakan manusia tersebut menyimpan batu keras didadanya.

Allah Ta'ala berfirman :

ثُمَّ قَسَتْ قُلُوبُكُم مِّنۢ بَعْدِ ذَٰلِكَ فَهِىَ كَٱلْحِجَارَةِ أَوْ أَشَدُّ قَسْوَةً ۚ وَإِنَّ مِنَ ٱلْحِجَارَةِ لَمَا يَتَفَجَّرُ مِنْهُ ٱلْأَنْهَٰرُ ۚ وَإِنَّ مِنْهَا لَمَا يَشَّقَّقُ فَيَخْرُجُ مِنْهُ ٱلْمَآءُ ۚ وَإِنَّ مِنْهَا لَمَا يَهْبِطُ مِنْ خَشْيَةِ ٱللَّهِ ۗ وَمَا ٱللَّهُ بِغَٰفِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ ﴿٧٤﴾

"Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi. Padahal diantara batu-batu itu sungguh ada yang mengalir sungai-sungai dari padanya dan diantaranya sungguh ada yang terbelah lalu keluarlah mata air dari padanya dan diantaranya sungguh ada yang meluncur jatuh, karena takut kepada Allah. Dan Allah sekali-sekali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan."
(Q.S. Al-Baqorah :74)

Diantara hati manusia ada yang lembut, khusyuk, tunduk, patuh, senantiasa mendekat kepada Allah Ta'ala dan berusaha untuk menggapai rahmat dan ampunan Nya, berusaha untuk menjauhi dan membentengi dari berbuat durhaka dan maksiat kepada Tuhannya, bersegera dalam menjalankan ketaatan, berlomba dalam kebajikan, dan tidaklah hati seseorang melainkan diantara jari-jemari Dzat Ar-Rahman, membolak - balikkan hati atas kehendak Nya.

Diantara upaya untuk istiqomah dan menghidupkan serta melembutkan hati adalah :

■ Meningkatkan iman kepada Allah Ta'ala, ketika seseorang meningkat keimanan nya, ia semakin lembut dan hidup hatinya.

Allah Ta'ala berfirman :

أَفَمَن شَرَحَ ٱللَّهُ صَدْرَهُۥ لِلْإِسْلَٰمِ فَهُوَ عَلَىٰ نُورٍ مِّن رَّبِّهِۦ ۚ فَوَيْلٌ لِّلْقَٰسِيَةِ قُلُوبُهُم مِّن ذِكْرِ ٱللَّهِ ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ فِى ضَلَٰلٍ مُّبِينٍ ﴿٢٢﴾

"Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang membatu hatinya)? Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata." (Q.S . Az-Zumar :22)

■ Memperbanyak tilawah Al-Qur'an Al-Karim dan mentadaburi nya.

Allah Ta'ala berfirman :

ٱللَّهُ نَزَّلَ أَحْسَنَ ٱلْحَدِيثِ كِتَٰبًا مُّتَشَٰبِهًا مَّثَانِىَ تَقْشَعِرُّ مِنْهُ جُلُودُ ٱلَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ ثُمَّ تَلِينُ جُلُودُهُمْ وَقُلُوبُهُمْ إِلَىٰ ذِكْرِ ٱللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ هُدَى ٱللَّهِ يَهْدِى بِهِۦ مَن يَشَآءُ ۚ وَمَن يُضْلِلِ ٱللَّهُ فَمَا لَهُۥ مِنْ هَادٍ ﴿٢٣﴾

"Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al Quran yang serupa lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang disesatkan Allah, niscaya tak ada baginya seorang pemimpinpun." (Q.S. Az-Zumar :23)

Allah Ta'ala berfirman :

لَوْ أَنزَلْنَا هَٰذَا ٱلْقُرْءَانَ عَلَىٰ جَبَلٍ لَّرَأَيْتَهُۥ خَٰشِعًا مُّتَصَدِّعًا مِّنْ خَشْيَةِ ٱللَّهِ ۚ وَتِلْكَ ٱلْأَمْثَٰلُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ ﴿٢١﴾

" Kalau sekiranya Kami turunkan Al-Quran ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan ketakutannya kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir." (Q.S. Al-Hasyr :21)

■ Memperbanyak mengingat penghancur kenikmatan, yaitu ingat akan kematian.

Nabi Sallallahu alaihi wa sallam bersabda :

أَكْثِرُوا ذِكْرَ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ يَعْنِي الْمَوْتَ

“Perbanyaklah mengingat pemutus
segala kelezatan, yakni kematian”.
(HR. At-Tirmidzi, An-Nasa’i dan Ibnu Majah)

Al-Imam Ath-Thibiy -rahimahullah- berkata: “Nabi Shallallahu alaihi wa sallam menyerupakan segala kelezatan yang fana dan segala keinginan duniawi dan kehancurannya dengan sebuah bangunan yang menjulang. Bangunan itu akan runtuh oleh berbagai goncangan hebat. Lalu Nabi Shallallahu alaihi wa sallam memerintahkan orang yang terlena dengan dunia untuk mengingat penghancur kelezatan tersebut yaitu ingat kematian, agar ia tak terus-menerus condong kepadanya, sehingga ia pun menyibukkan diri dengan sesuatu yang wajib atas dirinya berupa penghadapan diri kepada kampung abadi yaitu, kehidupan akhirat ".

Al-Imam Al-Qurthubi rahimahullah berkata: “Umat sepakat bahwa kematian tidak memiliki usia tertentu, masa tertentu dan penyakit tertentu. Hal ini dimaksudkan agar seseorang senantiasa waspada dan bersiap-siap menghadapinya.”

Al-Imam Yazid Ar-Raqqasyi rahimahullah berkata kepada dirinya: “Celakalah engkau wahai Yazid! Siapa orang yang akan menggantikan shalatmu setelah mati? Siapa yang berpuasa untukmu setelah mati? Siapa yang memohon ridha Allah untukmu setelah mati? Wahai manusia! Tidakkah kamu menangis dan meratapi diri sendiri dalam sisa hidup kamu? Siapa yang dicari maut, kuburan jadi rumahnya, tanah jadi kasurnya dan ulat jadi teman dekatnya, lalu setelah itu ia akan menunggu lagi hari kecemasan yang paling besar; bagaimana kondisi orang yang seperti ini nanti.?” Beliau pun kemudian menangis.

Al-Imam Ad-Daqqaq rahimahullah berkata: “Siapa yang banyak mengingat kematian, maka ia akan dimuliakan dengan tiga hal: Segera bertaubat; Mendapatkan kepuasan hati; dan bersemangat dalam beribadah. Dan siapa yang lupa akan kematian, maka ia akan disiksa dengan tiga hal: Menunda untuk bertaubat; Tidak merasa cukup dengan yang ada dan malas beribadah.”

Al-Imam Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah berkata: “Sesungguhnya kematian ini telah merusak kenikmatan yang dirasakan para penikmatnya. Karena itu, carilah kehidupan yang tidak ada kematian di dalamnya, yaitu kehidupan akhirat ".

■ Memperbanyak berdzikir kepada Allah Ta'ala.

Allah Ta'ala berfirman :

ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ ٱللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ ٱللَّهِ تَطْمَئِنُّ ٱلْقُلُوبُ ﴿٢٨﴾

" (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram." (Q.S.Ar-Ra'du :28)

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ بُسْرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ أَعْرَابِيًّا قَالَ لِرَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، يَا رَسُوْلَ اللهِ إِنَّ شَرَائِعَ الْإسْلَامِ قَدْ كَثُرَتْ عَلَيَّ ، فَأَنْبِئْنِيْ مِنْهَا بِشَيْءٍ أَتَشَبَّثُ بِهِ ؟ قَالَ : لاَ يَزَالُ لِسَانُكَ رَطْبًا مِنْ ذِكْرِ اللهِ

Dari ‘Abdullâh bin Busyr Radhiyallahu anhu berkata: “Seorang Badui datang kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian berkata: "Wahai Rasûlullâh, sesungguhnya syariat-syariat Islam sudah banyak pada kami. Beritahukanlah kepada kami sesuatu yang kami bisa berpegang teguh kepadanya ?’ Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: "Hendaklah lidahmu senantiasa berdzikir kepada Allâh Azza wa Jalla”. (HR. Ahmad dan At-Tirmidzi)

■ Berdo'a memohon kepada Allah Ta'ala keteguhan hati.

عَنْ أَنَسٍ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُكْثِرُ أَنْ يَقُولَ يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ آمَنَّا بِكَ وَبِمَا جِئْتَ بِهِ فَهَلْ تَخَافُ عَلَيْنَا قَالَ نَعَمْ إِنَّ الْقُلُوبَ بَيْنَ أُصْبُعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ اللَّهِ يُقَلِّبُهَا كَيْفَ يَشَاءُ

Diriwayatkan dari sahabat Anas radhiyallahu anhu berkata, dahulu Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam senantiasa memperbanyak dari membaca do'a :

" YA MUQALLIBAL QULUUB TSABBIT QALBII 'ALAA DIINIKA "

(wahai Dzat yg membolak balikkan hati teguhkanlah hatiku berada di atas agamamu)

Kemudian aku pun bertanya: " Wahai Rasulullah, kami beriman kepadamu & kepada apa yg Anda bawa. Lalu apakah Anda masih khawatir kepada kami?
beliau menjawab: " Ya, karena sesungguhnya hati manusia berada di antara dua genggaman tangan Allah yg Dia bolak-balikkan menurut yg dikehendaki-Nya ". (HR. At-Tirmidzi)

رَ بَّناَ لاَ تُزِغْ قُلُوْبَناَ بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَناَ وَهَبْ لَناَ مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِ نَّكَ أَنْتَ الْوَهَّاب

ROBBANAA LAA TUZIGH QULUUBANAA BA’DA IDZHADAITANAA WAHAB LANAA MIN LADUNKA ROHMATAN INNAKA ANTAL WAHHAAB

Artinya : “Ya Allah Ya Tuhan kami, janganlah Engkau palingkan hati kami sesudah Engkau berikan petunjuk (hidayah) kepada kami, dan berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu, sesungguhnya Engkaulah Tuhan yang sangat banyak pemberiannya.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar