Selasa, 24 November 2015

MAJALIS DZIKRI

Oleh : As-Saikh Prof.DR Abdurrozak Al-Badr hafidhohullah Ta'ala.

Alhamdulillah, was sholaatu was salaamu ala Rosulillah, wa ba'du;

Sesungguhnya majalis dzikri merupakan majlis yang sangat utama, agung, mulia dan memiliki kedudukan tinggi disisi Allah Ta'ala, karena majlis tersebut menghidupkan hati, menumbuhkan iman, mensucikan jiwa, menghantar kepada kebahagiaan dan ketentraman serta keberuntungan didunia dan akhirat.
Dan banyak riwayat di dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah yang menunjukkan tentang keutamaan dan anjuran agar mendatanginya, yang menunjukkan akan kemuliaan, keagungan, keutamaan dan pentingnya majlis ini.

Sesungguhnya majlis dzikir merupakan taman surga, sebagaimana diriwayatkan,

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِي اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا مَرَرْتُمْ بِرِيَاضِ الْجَنَّةِ فَارْتَعُوا قَالُوا وَمَا رِيَاضُ الْجَنَّةِ قَالَ حِلَقُ الذِّكْرِ

Dari Anas bin Malik Radhiyallahu 'anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,”Jika kamu melewati taman-taman surga, maka singgahlah dengan senang.” Para sahabat bertanya,”Apakah taman-taman surga itu?” Beliau menjawab," kelompok-kelompok dzikir.” ( HR Ahmad dan At-Tirmidzi )

Diriwayatkan dari Ibnu Abi-Dunya dan selainnya,

  من حديث جابر بن عبد الله رضي الله عنه قال : خرج علينا رسول الله صلى الله عليه وسلم فقال : (( يا أيها الناس ارتعوا في رياض الجنة )) ، قلنا يا رسول الله وما رياض الجنة ؟ قال : ((مجالس الذكر))

Dari hadist Ja ' bir bin Abdillah radhiyallahu anhu berkata, " Suatu hari Rosulullah shalallahu alaihi wa sallam menemui kita seraya bersabda, " Wahai para manusia, singgahlah ketaman-taman surga! Kemudian kita bertanya, “ Wahai Rosulullah, apakah taman surga tersebut? Maka dijawab, " Majalis dzikir ". ( HR Al-Hakim )

Dan diriwayatkan pula semisalnya dari hadist Ibnu Abbas dan Abu Hurairah dan Ibnu Umar radhiyallahu anhum, dengan berbagai jalur secara keseluruhan menunjukkan kepada derajat yang hasan, maka barangsiapa yang menghendaki untuk berkunjung ke taman surga di dunia ini hendaknya menghadiri majalis dzikir, sesungguhnya ia merupakan taman surga.

Majalis dzikir merupakan tempat berkumpul nya para malaikat, tidaklah suatu tempat yang disana di disebut Nama Allah Ta'ala, kecuali didatangi oleh malaikat, sebagaimana diriwayatkan,

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ لِلَّهِ مَلَائِكَةً يَطُوفُونَ فِي الطُّرُقِ يَلْتَمِسُونَ أَهْلَ الذِّكْرِ فَإِذَا وَجَدُوا قَوْمًا يَذْكُرُونَ اللَّهَ تَنَادَوْا هَلُمُّوا إِلَى حَاجَتِكُمْ قَالَ فَيَحُفُّونَهُمْ بِأَجْنِحَتِهِمْ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا قَالَ فَيَسْأَلُهُمْ رَبُّهُمْ وَهُوَ أَعْلَمُ مِنْهُمْ مَا يَقُولُ عِبَادِي قَالُوا يَقُولُونَ يُسَبِّحُونَكَ وَيُكَبِّرُونَكَ وَيَحْمَدُونَكَ وَيُمَجِّدُونَكَ قَالَ فَيَقُولُ هَلْ رَأَوْنِي قَالَ فَيَقُولُونَ لَا وَاللَّهِ مَا رَأَوْكَ قَالَ فَيَقُولُ وَكَيْفَ لَوْ رَأَوْنِي قَالَ يَقُولُونَ لَوْ رَأَوْكَ كَانُوا أَشَدَّ لَكَ عِبَادَةً وَأَشَدَّ لَكَ تَمْجِيدًا وَتَحْمِيدًا وَأَكْثَرَ لَكَ تَسْبِيحًا قَالَ يَقُولُ فَمَا يَسْأَلُونِي قَالَ يَسْأَلُونَكَ الْجَنَّةَ قَالَ يَقُولُ وَهَلْ رَأَوْهَا قَالَ يَقُولُونَ لَا وَاللَّهِ يَا رَبِّ مَا رَأَوْهَا قَالَ يَقُولُ فَكَيْفَ لَوْ أَنَّهُمْ رَأَوْهَا قَالَ يَقُولُونَ لَوْ أَنَّهُمْ رَأَوْهَا كَانُوا أَشَدَّ عَلَيْهَا حِرْصًا وَأَشَدَّ لَهَا طَلَبًا وَأَعْظَمَ فِيهَا رَغْبَةً قَالَ فَمِمَّ يَتَعَوَّذُونَ قَالَ يَقُولُونَ مِنَ النَّارِ قَالَ يَقُولُ وَهَلْ رَأَوْهَا قَالَ يَقُولُونَ لَا وَاللَّهِ يَا رَبِّ مَا رَأَوْهَا قَالَ يَقُولُ فَكَيْفَ لَوْ رَأَوْهَا قَالَ يَقُولُونَ لَوْ رَأَوْهَا كَانُوا أَشَدَّ مِنْهَا فِرَارًا وَأَشَدَّ لَهَا مَخَافَةً قَالَ فَيَقُولُ فَأُشْهِدُكُمْ أَنِّي قَدْ غَفَرْتُ لَهُمْ قَالَ يَقُولُ مَلَكٌ مِنَ الْمَلَائِكَةِ فِيهِمْ فُلَانٌ لَيْسَ مِنْهُمْ إِنَّمَا جَاءَ لِحَاجَةٍ قَالَ هُمُ الْجُلَسَاءُ لَا يَشْقَى بِهِمْ جَلِيسُهُمْ

Dari Abu Hurairah, dia berkata, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ”Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta'ala memiliki malaikat-malaikat yang berkelana di jalan-jalan mencari ahli dzikir, Jika mereka telah mendapatkan sekelompok orang yang berdzikir kepada Allah, mereka duduk bersama dengan orang-orang yang berdzikir. Mereka saling mengajak: ‘Kemarilah kepada hajat kamu’. Maka para malaikat mengelilingi orang-orang yang berdzikir dengan sayap mereka sehingga langit dunia. Kemudian Allah Azza wa Jalla bertanya kepada mereka, sedangkan Dia lebih mengetahui daripada mereka, ’Apa yang diucapkan oleh hamba-hambaKu?’ Para malaikat menjawab, ’Mereka mensucikan-Mu (mengucapkan tasbih: Subhanallah), mereka membesarkanMu (mengucapkan takbir: Allah Akbar), mereka memujiMu (mengucapkan Alhamdulillah), mereka mengagungkan-Mu’ . Allah bertanya, ’Apakah mereka melihatKu?’ Mereka menjawab,’Tidak, demi Alah, mereka tidak melihatMu’. Allah berkata,’Bagaimana seandainya mereka melihatKu?’ Mereka menjawab,’Seandainya mereka melihatMu, tentulah ibadah mereka menjadi lebih kuat kepadaMu, lebih mengagungkan kepadaMu, lebih mensucikan kepadaMu’. Allah berkata,’Lalu, apakah yang mereka minta kepadaKu?’ Mereka menjawab, ’Mereka minta surga kepadaMu’.

Allah bertanya, ’Apakah mereka melihatnya?’ Mereka menjawab,’Tidak, demi Alah, Wahai Rabb, mereka tidak melihatnya’. Allah berkata,’Bagaimana seandainya mereka melihatnya?’ Mereka menjawab,’Seandainya mereka melihatnya, tentulah mereka menjadi lebih semangat dan lebih banyak meminta serta lebih besar keinginan’.”

Allah berkata: “Lalu, dari apakah mereka minta perlindungan kepadaKu?” Mereka menjawab,”Mereka minta perlindungan dari neraka kepadaMu.” Allah bertanya,”Apakah mereka melihatnya?” Mereka menjawab,”Tidak, demi Allah, wahai Rabb. Mereka tidak melihatnya.” Allah berkata, ”Bagaimana seandainya mereka melihatnya?” Mereka menjawab,”Seandainya mereka melihatnya, tentulah mereka menjadi lebih menjauhi dan lebih besar rasa takut (terhadap neraka).” Allah berkata, ”Aku mempersaksikan kamu, bahwa Aku telah mengampuni mereka.” Seorang malaikat diantara para malaikat berkata,”Di antara mereka ada Si Fulan. Dia tidak termasuk mereka. Sesungguhnya dia datang hanyalah karena satu keperluan.” Allah berkata,”Mereka adalah orang-orang yang duduk. Teman duduk mereka tidak akan celaka (dengan sebab mereka).” ( HR Al-Bukhary dan Muslim )

Sesungguhnya majlis dzikir merupakan tempat yang dihadiri oleh para malaikat, berbeda dengan perkumpulan yang disana terdapat canda tawa, bergurau dan lalai yang ini merupakan tempat hadirnya para setan, sebagaimana firman Allah Ta'ala,

وَمَن يَعْشُ عَن ذِكْرِ ٱلرَّحْمَٰنِ نُقَيِّضْ لَهُۥ شَيْطَٰنًا فَهُوَ لَهُۥ قَرِينٌ

" Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah (Al Quran), kami adakan baginya syaitan (yang menyesatkan) maka syaitan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya." (Q.S. Az-Zukhruf :36)

Sesungguhnya majlis dzikir memberikan jaminan kelak pada hari kiamat dari segala bentuk kerugian, kesengsaraan dan penyesalan, berbeda dengan majlis yang disana sendau gurau dan tidak bermanfaat, kelak akan memetik penyesalan dan kerugian pada hari kiamat.

Sebagaimana telah diriwayatkan,

فعن أبي هريرة رضي الله عنه عن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : ((مَنْ قَعَدَ مَقْعَدًا لَمْ يَذْكُرْ اللَّهَ فِيهِ كَانَتْ عَلَيْهِ مِنْ اللَّهِ تِرَةٌ ، وَمَنْ اضْطَجَعَ مَضْجَعًا لَا يَذْكُرُ اللَّهَ فِيهِ كَانَتْ عَلَيْهِ مِنْ اللَّهِ تِرَةٌ))

Dari Sahabat Abu Hurairah radhiyallahu anhu dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, " Barangsiapa yang duduk dalam suatu majlis yang tidak disebutkan disana Nama Allah Ta'ala maka akan mendapatkan kerugian, dan barangsiapa yang berbaring dalam suatu pembaringan yang tidak menyebut nama Allah Ta’ala niscaya ia akan menjumpai kerugian ". ( HR Abu Dawud )

Diantara keutamaan dan keagungan majlis dzikir, bahwasanya Allah Ta'ala berbangga kepada mereka dihadapan para malaikat, sebagaimana telah diriwayatkan,

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ خَرَجَ مُعَاوِيَةُ عَلَى حَلْقَةٍ فِي الْمَسْجِدِ فَقَالَ مَا أَجْلَسَكُمْ قَالُوا جَلَسْنَا نَذْكُرُ اللَّهَ قَالَ آللَّهِ مَا أَجْلَسَكُمْ إِلَّا ذَاكَ قَالُوا وَاللَّهِ مَا أَجْلَسَنَا إِلَّا ذَاكَ قَالَ أَمَا إِنِّي لَمْ أَسْتَحْلِفْكُمْ تُهْمَةً لَكُمْ وَمَا كَانَ أَحَدٌ بِمَنْزِلَتِي مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَقَلَّ عَنْهُ حَدِيثًا مِنِّي وَإِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَرَجَ عَلَى حَلْقَةٍ مِنْ أَصْحَابِهِ فَقَالَ مَا أَجْلَسَكُمْ قَالُوا جَلَسْنَا نَذْكُرُ اللَّهَ وَنَحْمَدُهُ عَلَى مَا هَدَانَا لِلْإِسْلَامِ وَمَنَّ بِهِ عَلَيْنَا قَالَ آللَّهِ مَا أَجْلَسَكُمْ إِلَّا ذَاكَ قَالُوا وَاللَّهِ مَا أَجْلَسَنَا إِلَّا ذَاكَ قَالَ أَمَا إِنِّي لَمْ أَسْتَحْلِفْكُمْ تُهْمَةً لَكُمْ وَلَكِنَّهُ أَتَانِي جِبْرِيلُ فَأَخْبَرَنِي أَنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يُبَاهِي بِكُمُ الْمَلَائِكَةَ

Dari Abu Sa’id Al Khudri, dia berkata: Mu’awiyah keluar menemui satu halaqah di dalam masjid, lalu dia bertanya,”Apa yang menyebabkan engkau duduk?” Mereka menjawab,”Kami duduk berdzikir kepada Allah.” Dia bertanya lagi,”Demi, Allah. Tidak ada yang menyebabkan engkau duduk, kecuali hanya itu?” Mereka menjawab,”Demi, Allah. Tidak ada yang menyebabkan kami duduk, kecuali hanya itu?” Dia berkata,”Sesungguhnya aku tidaklah meminta engkau bersumpah karena sangkaan kepadamu. Tidaklah ada seorangpun yang memiliki kedudukan seperti aku dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, lebih sedikit haditsnya dariku. Dan sesungguhnya, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah keluar menemui satu halaqah dari para sahabat beliau. Kemudian beliau bertanya,’Apa yang menyebabkan engkau duduk?’.” Mereka menjawab,”Kami duduk berdzikir kepada Allah.” Beliau bertanya lagi,”Demi, Allah. Tidak ada yang menyebabkan engkau duduk, kecuali hanya itu?” Mereka menjawab,”Demi, Allah. Tidak ada yang menyebabkan kami duduk, kecuali hanya itu?” Beliau bersabda,”Sesungguhnya, aku tidaklah meminta engkau bersumpah karena sangkaan kepadamu. Akan tetapi Jibril telah mendatangiku, lalu memberitahukan kepadaku, bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala membanggakanmu kepada para malaikat.” (HR Muslim)

Majalis dzikir merupakan sebab terbesar dari terjaga nya lisan seseorang dari berkata ghibah, namimah, dusta, mencerca, berkata keji, dan bathil. Dikarenakan setiap orang pasti berbicara dan di ciptakan nya lisan guna berbicara, jikalau lisan ini tidak digunakan dan disibukkan untuk berdzikir kepada Allah Ta'ala atau menjalankan perintah Nya yaitu kebajikan, maka niscaya ia akan menggunakan untuk suatu kebathilan dan haram atau mendekati nya, maka barangsiapa yang membiaskan lisan nya guna berdzikir kepada Allah maka niscaya akan terjaga dari ucapan yang bathil dan sia-sia, dan sebaliknya, jika tidak menggunakan lisan nya untuk kebaikan, maka ia akan terjerumus ke dalam ucapan kebathilan, kelalaian dan kekejian.

Dan yang menjadi perlu diperhatikan oleh setiap muslim dalam perkara ini, bahwasanya dzikir kepada Allah Ta'ala tidak hanya terbatas mengadakan majlis yang menyebutkan nama Allah Ta'ala dengan mengucapkan Tasbih, Takbir, Tahmid dan semisalnya saja, akan tetapi mencakup menjalankan segala yang diperintahkan oleh syariat dan menjauhi segala larangan, dan mencakup mempelajari halal haram Nya, dan apa yang dicintai dan diridhoi Allah Ta'ala, dan bisa jadi ini merupakan lebih membawa manfaat, dikarenakan mempelajari halal haram merupakan suatu kewajiban secara garis besar bagi setiap individu muslim sesuai yang dibutuhkan, sedangkan berdzikir dengan lisan adalah perkara sunnah dan bisa jadi wajib seperti melantunkan dzikir ketika membaca bacaan dzikir sholat fardhu. Sedangkan mengetahui halal dan haram atau perkara yang dicintai dan diridhoi dan apa yang di benci maka adalah wajib bagi setiap muslim.

Oleh karena itulah sahabat Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu anhu tatkala disebutkan ucapan Nabi Sallallahu alaihi wa sallam tentang taman surga yaitu majlis dzikir, maka ia memberikan pernyataan, " Adapun saya menjelaskan bahwa yang dimaksud dalam hadist tersebut adalah orang-orang yang pandai bercerita, akan tetapi mereka adalah orang yang duduk mendalami ilmu agama ".

Dan diriwayatkan semisalnya dari sahabat Anas radhiyallahu anhu.

Berkata Atho' Al-Khurosa'ni, " Majalis dzikir adalah majlis yang mempelajari tentang halal dan haram, bagaimana seorang muslim berdagang yang benar, menjual dan membeli, bagaimana cara sholat, puasa, menikah, bercerai dengan benar menurut syariat dan semisalnya ".

Berkata Yahya ibnu Abi Katsir tentang majlis dzikir, yaitu : " Pelajaran mengenai fikih sholat ".
Suatu hari Abu Sawwaar Al Adawy bersama murid murid nya mempelajari ilmu, dan disana terdapat seorang pemuda lantas berkata, " Berdzikirlah dengan berucap, Subhanallah, Alhamdulillah,...".Maka Abu Sawwaar pun marah, dan berkata, " Celaka engkau, menurut mu kita sedang apa. .? ".

Dan atsar tentang perkara yang serupa dengan ini sangat banyak.

Oleh karena itulah, sesungguhnya tempat menimba ilmu dan muasasah syar'iyah serupa Universitas Islam Madinah dan Ma'had Ilmu Diniyah dan yang serupa, yang memberikan perhatian bagi masyarakat tentang pendidikan agama dan memperdalam ilmu syariat dan mengajarkan tentang halal dan haram, membedakan antara  kebenaran dan kebathilan serta hawa dan kesesatan yang di ajarkan didalam nya ayat ayat Al-Qur'an dan As-Sunnah An-Nabawiyah dan menyebarkan ilmu agama, maka tidak diragukan lagi, bahwasanya ini tergolong dalam majlis dzikir yang dianjurkan dalam syariat untuk kita duduk dan mengambil manfaat dari nya.

                      *********

Tidak ada komentar:

Posting Komentar